* Mbuantul - Projo Taman Sari - *

Desa Ngoto

Posted on
  • Selasa, 06 Desember 2011
  • by
  • Admin
  • in
  • Label: , , , , , , ,
  • Sejarah kedirgantaraan Indonesia salah satunya tidak dapat dilepaskan dari peristiwa hari Selasa, 29 Juli 1947. Pada tanggal tersebut terjadi dua peristiwa heroik yang dilakukan oleh para penerbang Indonesia. 
    Peristiwa pertama adalah serangan terhadap daerah-daerah pertahanan Belanda di tiga kota. Serangan pada dini hari tersebut (tiga pesawat lepas landas dari Maguwo pada pukul 03.45 WIB) berhasil mengebom pelabuhan Semarang, serta tangsi-tangsi Belanda di Salatiga dan Ambarawa. 
    Peristiwa kedua terjadi pada sore harinya. Sekitar pukul 17.00 WIB, pesawat Dakota VT-CLA yang mengangkut obat-obatan dari Palang Merah Malaya untuk Palang Merah Indonesia ditembak oleh dua pesawat pemburu jenis Kitty Hawk milik Belanda.
    Pesawat yang terbang dari Singapura menuju pangkalan udara Maguwo tersebut jatuh dan terbakar di desa Ngoto, Sewon, Bantul, Yogyakarta. Komodor Udara Agustinus Adisutjipto, Komodor Udara Prof. Dr. Abdulrachman Saleh, Adisumarmo Wirjo Kusumo (juru radio opsir muda udara), Pilot Alexander Noel Constantine (purnawirawan Royal Australian Air Force/RAAF-Australia), Co-Pilot Roy Hazelhurst (purnawirawan Royal Air Force/RAF-Inggris), Bhidaram (juru mesin), Zainal Arifin (konsul dagang RI di Malaka), dan Ny. Noel Constantine gugur dalam peristiwa itu.
    Kemudian kedua peristiwa kepahlawanan tersebut diperingati sebagai Hari Bakti TNI AU. Pada tahun 2011 ini, Hari Bakti TNI AU menjadi peringatan ke-64, yang dalam budaya Jawa disebut tahun Tumbuk Ageng atau Tumbuk Windu (delapan windu; satu windu sama dengan delapan tahun).
    Kini di lokasi jatuhnya pesawat Dakota VT-CLA berdiri Monumen Perjuangan TNI AU. Di sanalah Komodor Udara Agustinus Adisutjipto dan Komodor Udara Prof. Dr. Abdulrachman Saleh dimakamkan bersama istri masing-masing. Di pintu masuk, para pengunjung monumen dapat melihat replika puing pesawat Dakota VT-CLA, yaitu pada bagian ekor pesawat.
    Keberadaan monumen tersebut, selain untuk mengenang peristiwa kepahlawanan, juga menunjukkan bahwa Kabupaten Bantul turut menjadi saksi sejarah kedirgantaraan bangsa Indonesia.
    Comments
    1 Comments

    1 komentar:

    sita mengatakan...

    terimakasih atas infonya :)

    Posting Komentar

    Jangan lupa kunjungi mbuantul yach :)

     
    Copyright (c) 2010 Cah-Mbuantul